Ibu menyusui seringkali
mengalami berbagai problem menyusui, salah satunya adalah payudara bengkak. Perlu dibedakan antara
payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara sakit,
puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar
kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh:
payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.
Pembengkakan payudara terjadi karena
produksi air susu mulai meningkat, sedangkan pengeluarannya tidak maksimal, hal
ini terjadi karena banyak faktor salah satunya karena pelekatan bayi pada
payudara yang kurang tepat sehingga bayi tidak dapat mengisap air susu secara
maksimal dari payudara ibu. Apabila air susu tidak dikeluarkan dari payudara
maka akan ASI akan memproduksi satu zat inhibitor yang berfungsi untuk
menghambat produksi ASI sehingga akan terjadi Penurunan jumlah air susu. Risiko
besar lain ASI yang statis pada bagian tertentu akan menggumpal dan menghambat
aliran ASI yang menyebabkan stasis ASI lalu mastitis.
Payudara bengkak ditandai :
Nyeri pada payudara, edema, tegang dan mengkilat, tampak kemerahan, ASI tidak mengalir, demam selama 24 jam dengan suhu 38 oC.
Tanda lain yang ditemukan adalah bayi tidak dapat menyusui, puting lecet, radang pada payudara (mastitis), ketidaknyaman pada daerah ketiak, puting datar, nyeri tekan pada payudara Pembengkakan payudara dapat diikuti dengan pembengkakan areola sehingga bayi tidak dapat menyusu dengan baik dan mendapat ASI yang dibutuhkan.
Payudara bengkak ditandai :
Nyeri pada payudara, edema, tegang dan mengkilat, tampak kemerahan, ASI tidak mengalir, demam selama 24 jam dengan suhu 38 oC.
Tanda lain yang ditemukan adalah bayi tidak dapat menyusui, puting lecet, radang pada payudara (mastitis), ketidaknyaman pada daerah ketiak, puting datar, nyeri tekan pada payudara Pembengkakan payudara dapat diikuti dengan pembengkakan areola sehingga bayi tidak dapat menyusu dengan baik dan mendapat ASI yang dibutuhkan.
Penyebab
penyebab terjadinya bengkak pada
payudara, antara lain
- Bayi tak mau menyusu
- Ibu tidak teratur mengeluarkan ASI, karena:
- Terpisah sementara dari si kecil. Misalnya
ibu yang bekerja dan tidak mengeluarkan ASI-nya dengan diperah/dipompa.
- Ibu menyelingi pemberian ASI dengan
susu botol. Jadi ada jarak waktu di mana ibu tidak mengeluarkan ASI.
- Puting terluka sehingga ibu segan
menyusui.
Apa pun penyebabnya, ASI yang tidak
dikeluarkan mengakibatkan terjadinya penggumpalan air susu dalam kelenjar susu
di payudara (ini bisa terlihat dari bengkaknya payudara ibu). Makin lama,
penggumpalan tersebut akan menyumbat kelenjar susu sehingga volume ASI yang
keluar jadi sedikit. Desakan ASI yang tak lancar inilah yang menimbulkan rasa
sakit pada payudara.
Mastitis terjadi jika ada kuman
masuk ke dalam kelenjar susu melalui puting susu. Bisa karena luka akibat
posisi mulut bayi yang tidak tepat atau karena kurangnya higienitas puting.
Umumnya bakteri yang menginfeksi adalah staphylococcus. Mastitis yang parah dengan
gejala seperti demam yang tak kunjung reda atau malah meninggi dan bahkan
mencapai 40 derajat Celsius, serta payudara semakin terasa nyeri dan terjadi
perubahan warna dari kecokelatan menjadi kemerahan, perlu dikonsultasikan pada
dokter atau klinik laktasi. Infeksi yang tidak ditangani bisa memperburuk
kondisi ibu karena kuman pada kelenjar susu akan menyebar ke seluruh tubuh,
kemudian timbul abses (luka bernanah).
Cara Mengatasi
1. Perah ASI
Langsung memerah payudara untuk mengeluarkan ASI baik menggunakan alat pompa maupun dengan menggunakan tangan
2. Kompres Kol :
- Pilih daun kol yang masih segar
- Daun kol hijau diambil secara utuh perlembar, usahakan tidak robek.
- Cuci bersih daun kol
- Tutupi semua area payudara yang bengkak dan kulit yang sehat, kecuali daerah aerola dan puting.
- Kompres payudara berlangsung selama 20-30 menit atau sampai daun kol tersebut layu. (Dapat dilakukan di dalam bra).
- Lakukan dua kali sehari selama 3 hari.
3. Menekan Daerah Areola
Tekan selama 1-3 menit dengan lembut daerah areola payudara sebelum menyusui
1. Perah ASI
Langsung memerah payudara untuk mengeluarkan ASI baik menggunakan alat pompa maupun dengan menggunakan tangan
2. Kompres Kol :
- Pilih daun kol yang masih segar
- Daun kol hijau diambil secara utuh perlembar, usahakan tidak robek.
- Cuci bersih daun kol
- Tutupi semua area payudara yang bengkak dan kulit yang sehat, kecuali daerah aerola dan puting.
- Kompres payudara berlangsung selama 20-30 menit atau sampai daun kol tersebut layu. (Dapat dilakukan di dalam bra).
- Lakukan dua kali sehari selama 3 hari.
3. Menekan Daerah Areola
Tekan selama 1-3 menit dengan lembut daerah areola payudara sebelum menyusui
4. Kompres panas dan dingin secara bergantian
Ketika pancaran asi tidak lancar atau melambat dapat digunakan kompres hangat untuk mengaktifkan hormon oksitoksin. Kompres dingin digunakan selama 9-16 menit, dimana aliran darah menurun sehingga pembengkakan dapat menurun. Kondisi ini diikuti oleh kompres hangat selama 4-6 menit.
5. Pijat payudara
Pijat payudara berguna untuk menggerakkan air susu agar tidak statis
Cara memijat payudara:
- Mulai dari pangkal payudara ke dinding dada, gerakan melingkar pada daerah payudara.
- Gerakan pijatan spiral mengelilingi payudara menuju puting susu.
- Kepalkan tangan, kemudian tekan ke dinding dada menggunakan ruas ibu jari, ruas telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking ke arah puting ke dinding dada menuju puting.
- Bagian bawah payudara tekanan dimulai dengan tekanan ruas jari kelingking.
Tindakan ini sama sekali tidak menimbulkan efek samping kita dapat melakukannya sehari minimal 2 kali dalam sehari
Ketika pancaran asi tidak lancar atau melambat dapat digunakan kompres hangat untuk mengaktifkan hormon oksitoksin. Kompres dingin digunakan selama 9-16 menit, dimana aliran darah menurun sehingga pembengkakan dapat menurun. Kondisi ini diikuti oleh kompres hangat selama 4-6 menit.
5. Pijat payudara
Pijat payudara berguna untuk menggerakkan air susu agar tidak statis
Cara memijat payudara:
- Mulai dari pangkal payudara ke dinding dada, gerakan melingkar pada daerah payudara.
- Gerakan pijatan spiral mengelilingi payudara menuju puting susu.
- Kepalkan tangan, kemudian tekan ke dinding dada menggunakan ruas ibu jari, ruas telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking ke arah puting ke dinding dada menuju puting.
- Bagian bawah payudara tekanan dimulai dengan tekanan ruas jari kelingking.
Tindakan ini sama sekali tidak menimbulkan efek samping kita dapat melakukannya sehari minimal 2 kali dalam sehari
Dari berbagai sumber
Selengkapnya...